Selasa, 31 Maret 2015

4 Metafisika Tuhan


Cosmology, theology, anthropology

Bagaimana Tuhan bisa dibela dengan akal? bagaimana Tuhan dirasionalkan? Apakah Tuhan bisa dicapai dengan akal manusia? dan Apakah Tuhan itu ada? Pertanyaan-pertanyaan itu sudah umum dikalangan filsuf. Alam, Tuhan dan manusia adalah objek abadi filsafat sejak abad klasik. Tuhan menjadi objek filsafat yang telah mengambil banyak perhatian filsuf selain karena metafisik juga Prima Causa, logosetrisme atau doktrinisasi atau ontologisasi dan menurut Heidegger harus taken for granted. Amstrong mengatakan bahwa Tuhan itu bersifat history-anthropologis, dan sifat seperti itu tidaklah filsafati. Seorang filsuf haruslah berpikir secara radikal dan mendasar, mecari penyebab sampai dengan akar-akarnya. Menurut Kant sebuah objek filsafat harus dicari dengan metode a priori yaitu metode yang mencari dan menelusuri sebab-sebabnya. Begitulah serang filsuf harus bertindak, meskipun itu adalah masalah teologi.

Filsuf abad klasik sebenarnya sudah membahas tentang masalah ketuhanan, tetapi kebanyakan pendapat mereka masih kosmologis, sehingga banyak pendapat filsuf zaman dahulu yang diabaikan. Dalam tulisan ini saya akan memberikan argumen seorang filsuf abad pertengahan tentang metafisika ketuhanan. Adalah St. Anselmus, seorang filsuf abad 12 M dan seorang Uskup Agung Canterbury yang menggagas tentang metafisika Tuhan dan pendapatnya diperhitungkan dalam perkembangan filsafat metafisika beberapa abad berikutnya sampai dengan zaman setelah Descartes. Dua karya besarnya yaitu Poslogion dan Monologion, yaitu buku tentang dialg ketuhannya. Poslogion adalah buku buku Anselmus tentang ontologi adanya Tuhan. Sedangkan monolog adalah buku tentang percakapan pribadi Anselmus tentang ketuhanan. 

Poslogion  menyuguhkan premis-premis Anselmus dalam perenungannnya tentang metafisika ketuhanan dan lebih menggunakan teori silogisme untuk menjelaskan Tuhan. Anselmus mengatakan bahwa untuk mengetahui Tuhan, maka harus beriman terlebih dahulu. Iman adalah sebab yang pertama untuk mencari kemudian menalar Tuhan. Dalam buku Ian Logan: Reading Anselm’s Proslogion terbitan Oxford, UK Anselmus mengatakan:
“and indeed i do not seek to understand, so i that may believe, but i believe, so that i may understand. for I also believe this: that unless I believe, I shall not understand”
Dari pengertian ini tentu iman menjadi hal yang paling mendasar sebelum memahami Tuhan, Videys, quarens, intellectum atau iman, mencari, penalaran. Beriman, kemudian baru bisa mencari karena jika tidak beriman seseorang tidak akan mencari dan mengerti atau menalar-Nya. konsep Iman Anselmus adalah percaya bahwa Tuhan adalah sesuatu yang besar dari pada sesuatu yang tidak dapat dipikirkan.
“and indeed we believe You to be something than which nothing greater can be thought”
Artinya kurang lebih “seuatu yang lebih besar daripada sesuatu yang tidak dapat di pikirkan”. Inilah dialog utama Anselmus sebagai dasaran untuk menjelaskan Tuhan. Selanjutnya premis Anselmus itu dijelaskan secara rasiona; dengan silogisme, yang coba saya uraikan sebagaimana berikut:
    X = seuatu yang lebih besar daripada sesuatu yang tidak dapat dipirkan
                F = Fact
Silogisme:                                 Tuhan = X
                                                         X = F
                                 Entimem: Tuhan = F (Tuhan adalah fakta)
Anselmus memahami Tuhan adalah sesuatu yang lebih besar daripada sesuatu yang tidak dapat dipikirkan. Seseorang yang sudah memahami Tuhan pasti sudah beriman, tetapi kemudian pada suatu ketika Anselmus di tanya oleh seorang Atheis. Dia mengatakan, bahwa Tuhan itu tidak ada. Hal ini tentu saja bertentangan dengan premis pertama Anselmus yaitu sesuatu yang lebih besar daripada seuatu yang tidak dapat dipikirkan. Anselmus mengatakan bahwa pernyataan Atheis itu semakin menguatkan tentang adanya Tuhan, dan hal itu juga telah mengimplikasikan bahwa Atheis sudah mencoba memikirkan Tuhan, dan dia tidak menemukan Tuhan karena Tuhan adalah sesuatu yang lebih besar dan tidak dapat dipikirkan. Semakin memastikan sesuatu yang lebih besar tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dipahami sendiri, jika sesuatu itu dapat dipahami sendiri, maka itu bukanlah Tuhan, tetapi jika sebaliknya maka itu sudah mengimplikasikan bahwa Tuhan ada dalam realitas, yang lebih besar.
Berikut bentuk silogismenya:
X = in tellecto                                                 
            X = -X                                                              
            X = ada dalam relitas                                     
            X dalam realitas > in tellecto
X adalah sesuatu yang lebih besar daripada seuatu itu yang tidak dapat dipikirkan. X itu dinegasikan tidak ada dalam pikiran atau pemahaman, berarti X sudah ada dalam realitas. Karena X lebih besar pasti mencakup apa yang ada dalam realitas dan juga pikiran.
Bentuk negasinya:
jika X adalah bukan F, maka bukanlah X
X tidak dapat menjadi X bukan juga X
Entimem:        X adalah F (Tuhan adalah Fakta)
adalah Tuhan tidaklah ada yang lebih baik, ada sendiri dan dari-Nya Dia meciptakan yang lain. 

            Anselmus tidak akan pernah bisa dijamah oleh pikiran secara sistematis, melainkan hanya premis-premis yang telah mengkotak pikiran sebelumnya. Tulisan ini hanyalah ilmu yang saya dari kuliah bersama mas Fayyadhl seorang Gus atau  Lora (bahasa Madura) alumus universitas Sorbonne Perancis. Mungkin tulisan ini tidaklah sempurna dalam menjelaskan argumen Anselmus secara keseluruhan, hanya cuplikan semata. Ada niat saya ingin menyambung tulisan tentang metafisika tuhan dari filsuf yang lain. Filsafat tetaplah filsafat seperti kata Mulla Sudra cahaya untuk melihat the ONE dengan karakteristiknya yang berpikir secara radikal dan mengakar terhadap semua objek kajiannya.

Yogyakarta, 31 Maret 2015

4 komentar:

  1. agak susah mas kalau belum dapat pengantar dari tulisan serius ini.
    tapi bagus.

    BalasHapus
  2. rodok ra paham mas, , dadak enek huruf X barang je,,

    BalasHapus

 

sederhana Copyright © 2011 - |- Template created by Badrus Soleh - |- Powered by Blogger Templates