me at the time, captured by: Domestic no Kanojo |
Selamat malam para pembaca. Segelas kopi ijo campur susu dan air putih menemaniku malam ini. Aku tengah berada di keramaian sebauh kedai kopi tidak jauh dari rumah yang menyediakan kebutuhan utamaku yaitu wifi. Meskipun bagi seorang intovert seperti aku ini, kondisi demikian tetap menyegarkan untuk tetap menulis meskipun orang-orang disamping kanan kiriku tengah mengumpat karena Lala (salah satu hero dari Mobile Legends Gangbang) kalah dalam bertempur. Tapi ada juga yang mengatakan kalau aku ini golongan outgoing intovert, yaitu kondisi dimana aku masih suka untuk berkumpul ditengah keramain dengan daya tahan sekitar 80 menit untuk bercengkrama dengan suasana ramai ini. Lebih dari waktu itu, aku kemudian membuka laptop dan memutar arangement ulang piano di Channel Animenz Piano Sheets. Ya, itu lebih menenangkan daripada yang aku bayangkan.
Tidak perlu lagi aku jelaskan siapa aku, karena aku yakin tidak ada
yang peduli dengan tulisanku ini. Sudah lupa kapan terakhir aku menulis untuk
diriku sendiri, website gratisan milikku, tapi setelah aku berjalan kira-kira
satu tahun ini, aku sadar, bahwa tidak ada yang bisa aku lakukan untuk
mengatasi kegelisahan terhadap keadaan diriku sendiri. kegelisahan itu
sebenarnya muncul setelah aku lulus kuliah, terutama kegelisahan terhadap
diriku sendiri. ya, menurut beberapa orang, kegelisahan dimasa ini merupakan
kegelisahan yang sangat lazim dialami oleh semua orang. Kondisi ini disebut
sebagai quarter life crisis. Quarter life crisis ini dialami karena berbagai kegelisahan
mengenai kondisi sosial, ekonomi, pekerjaan, lingkungan dan masa depan. Tidak hanya
bagi laki-laki, mungkin perempuan juga mengalami masa yang sulit ini, terutama
ketika mereka menganjak usia matang untuk menikah. Menemukan calon-umur-idealisme
adalah dangkal bagi sebagian wanita yang memang ingin segera mendapatkan
pendamping hidup.
Sejak tahun lalu, aku mulai menyadari keadaan bahwa aku memang belum
mengenal diriku sendiri. Pada akhirnya hal pertama yang aku putuskan yaitu
mencari jati diri, atau siapa aku ini sebenarnya. Mungkin bagi sebagian orang
aku ini sudah terlambat untuk mengenal siapa aku sebenarnya, karena rata-rata
manusia itu berjalan mencari pintu arti diri sendiri itu sejak masih SMA. Menemukan
jatidiri dari masa SMA itu penting karena itulah langkah awal dari manusia
untuk menuju dewasa. Setidaknya itulah yang aku pahami sekarang dan sekaligus
aku sesali. Begitu terlambat aku menemukan jati diriku ini, bahkan setelah
lulus kuliah masih sibuk mencarinya. Keterlambatan itu sangat aku rasakan
ketika aku salah memilih jurusan kuliah yang baru aku sadari tidak cocok untuk
diriku yang introvert ini. Filsafat yang pada dasarnya mengandalkan kemampuan
berbicara didepan umum adalah musuh pertamaku yang tidak bisa aku kalahkan. Mungkin
jika aku mengetahui siapa aku lebih awal mungkin aku memilih jurusan yang
mengembangkan skill individu dan tidak mewajibkan berinteraksi dengan orang maka
aku bisa sedikit bernafas lega hari ini.
Aku memang menganggap ini adalah bagian pertama yang sangat penting
untuk kutulis, karena aku sudah melakukan beberapa hal diluar kemampuanku untuk
mengatasi keadaan diri ini. mungkin sampai dengan sekarang aku sudah melakukan
3-4 langkah yang membuat diriku semakin yakin bahwa aku ini tidak mampu berbuat
apa-apa, sampai kutulis inipun aku masih mencoba mencari cara terbaiknya...ya,
mungkin besok akan kutulis langkah awal yang dulu kulakukan untuk mengatasi jati
diri ini. oh iya kenapa aku melakukan ini? karena aku tidak bisa dan tidak
memiliki kekuatan terhadap tekanan keadaan finansial yang melandaku dan hanya bisa
diatasi dengan bekerja. Ya, aku masih belum menemukan pekerjaan yang cocok
dengan kondisiku saat ini. lebih tepatnya, ditengah lamunan pencarian jati diri
ini, aku diterpa lagi dengan masalah finansial sekaligus pekerjaan...aku tidak
mengharapkan apapun dari tulisan ini, ya karena aku sudah yakin bahwa aku tidak
berguna, setidaknya dengan menulis ini aku sedikit lebih lega (nanti masuk pada
langkahku kira-kira yang keempat). Ya, jika besok senggang, maka aku tulis
langkah pertamaku...selamat malam, aku, yang sendirian saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar